Minggu, 09 Agustus 2015

Kelor, Tanaman Ajaib Sejuta Manfaat

Hartadi memang begitu gering. Jika berjalan ia merasa tak seimbang, tubuh miring, dan kerap jatuh. Bobot tubuh melorot tajam, 86 kg menjadi 60 kg, hanya dalam sebulan. “Saya tinggal kulit pembalut tulang,” kata ayah tiga anak itu. Semula dokter menduga, Hartadi mengalami gangguan saraf. Namun, tes darah menyibak biang kerok itu semua adalah kadar gula darah yang membubung: 600 mg/dl; kadar normal kurang dari 200 mg/dl.

Ahli medis geleng-geleng kepala melihat hasil tes itu. Ia heran, kadar gula darah yang menjulang, tetapi Hartadi tak pingsan. Mendengar diagnosis itu keluarga pasrah. Namun, Hendrik Christianto – anak sulung Hartadi – yang bekerja di Kabupaten Mimika, Papua, enggan menerima suratan itu. Ia mengirimkan empat botol berisi masing-masing 30 kapsul daun kelor kepada ayahnya di Karawang, Provinsi Jawa Barat. Hendrik terinspirasi seorang kenalan warga Mimika yang juga mengidap diabetes mellitus. Banyak bahan pangan yang mesti ia hindari jika hendak selamat.

Penderita itu akhirnya menyantap sayur daun kelor Moringa oleifera hampir saban hari. Tanpa ia sadari, itulah jalan kesembuhan baginya. Bersandar pada kasus di Mimika Hartadi rutin menelan tiga kapsul dua kali sehari sebelum makan pada pertengahan 2010. Dua pekan kemudian ia merasakan perubahan: jalan relatif seimbang dan saat malam frekuensi berkemih turun drastis menjadi 10 kali – biasanya 20 kali per malam. Perkembangan itu sejalah dengan turunnya kadar gula darah menjadi 520 mg/dl.

Hasil tes darah itu sangat menggembirakan Hartadi. Itulah sebabnya ia disiplin mengonsumsi kapsul daun kelor. Makin hari, kadar gula darah pria 59 tahun itu kian turun. Pengecekan terakhir pada 2 Juni 2011 menunjukkan kadar gula darah normal, 145 mg/dl. Kini tubuh Hartadi kembali padat berisi dan segar bugar. Meski begitu ia tetap mengonsumsi kapsul daun tanaman anggota famili Moringaceae itu. Dosis berkurang, hanya dua kapsul per hari.

Kelor terbukti tokcer mengatasi diabetes mellitus. Bukti empiris itu sejalan dengan hasil penelitian Jaiswal Dolly. Periset dari Departemen Kimia Universitas Allahabad, India, itu membuktikan ekstrak kelor lebih efektif menurunkan kadar gula darah daripada Glipizide, obat yang biasa direkomendasikan dokter untuk mengatasi kencing manis. Dalam riset tikus diabetes mellitus itu semula berkadar gula  darah 300 mg/dl. Namun, setelah mengonsumsi 300 mg ekstrak daun kelor, kadar gula darah puasa 90 mg/dl pada hari ke-21.

Daun kelor bukan hanya mujarab mengatasi penyakit yang namanya berasal dari dokter di Yunani, Aretaeus (30 – 90) itu (bahasa Yunani: diabainein = pancuran, mellitus = manis). Faktanya banyak pasien beragam penyakit merasakan khasiat tanaman dari India utara itu.

Damar Novaldi – bukan nama sebenarnya – misalnya, pada Maret 2011 merasakan sakitnya splenomegali. Menurut dokter spesialis penyakit dalam dari Universitas Airlangga, dr Arijanto Jonosewojo SpPD,  splenomegali adalah pembengkakan limpa.

“Gangguan fungsi hati seperti sklerosis hati atau kanker hati dapat menyebabkan splenomegali,” kata Arijanto. Penyakit itu dapat mengakibatkan kematian bila organ di belakang lambung sepanjang 12 cm itu pecah. “Saya pasrah. Istri dan ibu juga merasa terpukul,” kata Damar Novaldi setelah mendapat diagnosis itu. Akibat penyakit itu, punggung sakit bukan kepalang, meski tersentuh sedikit saja. Nyeri hebat juga ia rasakan di ulu hati. Kondisi itu membuat Damar serbasalah: tidur miring sakit, telentang pun nyeri.

“Kelor bersifat segelas. Hasil rebusan itulah yang ia minum rutin dingin, tidak dicampur dengan herbal panas, (sereh) karena melemahkan fungsi masing-masing bahan. Perpaduan daun kelor, kunyit, dan daun sembung mempercepat regenerasi sel,”

Menurut Arijanto sakit punggung dan ulu hati itu karena limpa membengkak dan mengalami penekanan sehingga mempengaruhi saraf-saraf organ di sekitarnya. Sepekan opname di rumahsakit di Jakarta Selatan, intensitas sakit memang berkurang. Namun, setelah kembali ke rumah, pria 32 tahun berbobot 86 kg dan tinggi 169 cm itu merasa nyeri lagi. Oleh karena itu ia patuh saat ibu menyarankan untuk menemui Valentina Indrajati, herbalis di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Ketika itulah Valentina meresepkan beragam herbal seperti daun kelor, rimpang bangle, dan daun jati belanda – semua dalam bentuk serbuk berbobot masing-masing 10 gram.  Damar merebus herbal dalam dua gelas hingga mendidih dan tersisa segelas. Hasil rebusan itulah yang ia minum rutin dua kali sehari. Pada awal Juli 2011 setelah tiga bulan konsumsi herbal, ia memeriksakan kondisi kesehatan.

“Pinggiran limpa yang semula menghitam, kembali normal berwarna ungu gelap. Limpa juga sudah tak membengkak,” kata Damar yang girang bukan main. Menurut Valentina yang meresepkan daun kelor sejak 2005,  kelor memperbaiki fungsi hati yang berhubungan dengan pencernaan dan detoksifikasi. Selain itu kelor juga kaya antioksidan untuk membangun sistem kekebalan tubuh. Ketika kondisi tubuh sehat ibarat benteng yang kokoh, sehingga mampu melawan serangan penyakit.

Begitu dahsyatnya khasiat daun kelor mengatasi aneka penyakit. Harap mafhum,  daun pohon stik drum itu memang mengandung senyawa aktif dan gizi lengkap (lihat infografis) Ahli gizi dari Pusat Penelitian Gizi dan Makanan, Dr Mien Karmini, mengatakan, “Konsumsiasam amino terlalu banyak, efeknya tidak terlalu mengkhawatirkan. Namun, kerja ginjal lebih berat karena asam amino dikeluarkan melalui ginjal. Bila asam amino berasal dari nabati, kemungkinan ginjal bekerja ekstra lebih rendah daripada asam amino dari hewani.”

Beberapa senyawa aktif dalam daun kelor adalah arginin, leusin, dan metionin. Tubuh memang memproduksi arginin, tetapi sangat terbatas. Oleh karena itu perlu asupan dari luar seperti kelor. Kandungan arginin pada daun kelor segar mencapai 406,6 mg; sedangkan pada daun kering, 1.325 mg. Menurut Dr Mien Karmini, arginin meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh. Di samping itu, arginin juga mempercepat proses penyembuhan luka, meningkatkan kemampuan untuk melawan kanker, dan memperlambat pertumbuhan tumor.

Sementara metionin yang kadarnya mencapai 117 mg pada daun segar dan 350 mg (kering) mampu menyerap lemak dan kolesterol. Oleh karena itu, metionin menjadi kunci kesehatan hati yang  banyak berhubungan dengan lemak. Kekurangan metionin menyebabkan beragam penyakit seperti rematik kronis, sirosis, dan gangguan ginjal. Kadar valin dalam daun segar 374 mg atau 1.063 mg (kering) berfungsi dalam sistem saraf dan pencernaan. Perannya antara lain membantu gangguan saraf otot, gangguan mental, emosional, dan insomnia.

Tubuh juga memerlukan leusin karena tak mampu memproduksi sendiri. Daun kelor segar mengandung 492 mg leusin berperan dalam pembentukan protein otot dan fungsi sel normal. “Leusin sangat penting untuk pertumbuhan sel sehingga anak-anak dan remaja mutlak memerlukannya. Ambang batas kebutuhan leusin adalah 55 mg per g protein,” kata Mien Karmini.

Di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, kelor memang sohor sebagai bahan pangan. Rodney Perdew yang tinggal di Arizona, Amerika Serikat, membudidayakan kelor di Arizona dan Meksiko – lebih dari 80.000 tanaman. Ia mengolah kelor menjadi teh, kapsul, dan minyak. “Sejak dua tahun lalu, terjadi peningkatan pertumbuhan 50% per tahun,” kata Rodney. (Majalah Trubus)

Toko Online Daun Kelor, salah satu toko yang bergerak di bidang penjualan produk pertanian organik dan kesehatan alami/ natural, menyediakan Kapsul Daun Kelor. Untuk mendapatkan Kapsul Daun Kelor dapat menghubungi (call/sms/wa): 082232984953 (Siti, S.Hut.)